E-commerce dan Problematika Kepercayaan


E-commerce, yang tidak lain adalah aktivitas jual beli yang dilakukan melalui internet, dalam beberapa tahun terakhir mengalami lonjakan aktivitas yang luar biasa. Masyarakat seolah berbondong-bondong memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk melakukan penjualan dan pembelian produk. Kondisi tersebut semakin merebak seiring dengan booming gadget elektronik yang memberikan fasilitas koneksi internet. Handphone adalah salah satu gadget elektronik yang mengalami ledakan produksi dan mempermudah masyarakat untuk mengakses internet.  
Bagi produsen keberadaan media internet telah memudahkan mereka untuk menjangkau konsumen secara lebih luas. Adanya media internet telah meluluhlantakkan sekat-sekat geografis yang selama ini dianggap sebagai penghambat perluasan jangkauan produsen. Kendala-kendala geografis yang antara lain meliputi sulitnya mengakses wilayah-wilayah yang belum memiliki infrastruktur memadai tentu saja mempersulit produsen untuk berinteraksi secara langsung pada pasar. Belum lagi adanya eksistensi negara pada gilirannya juga ikut menyumbang keterbatasan produsen untuk memperluas pangsa pasar dalam konteks adanya sekat geografis. Persoalan geografis selain menyulitkan produsen dalam kaitannya dengan keterjangkauan juga berdampak pada sisi biaya.

Google+ dan Perkembangan Media Pemasaran

Pada awalnya hanyalah sekedar rumor belaka. Pada akhirnya rumor itu membuncah menjadi Google+. Itulah produk mutakhir yang dirilis oleh raksasa Google yang berwujud jejaring sosial. Bisa jadi Google+ merupakan respon atas menjamurnya situs jejaring sosial yang saat ini sedang digilai oleh para netizen. Di lain pihak, bisa jadi penciptaan Google+ adalah ujung pencarian Google dalam mendesain jejaring sosial yang komplet setelah kegagalan mereka memasarkan Google Wave. Google Wave merupakan produk pertama Google yang berorientasi pada jejaring sosial. Sayangnya Google Wave hanya memiliki greget di awal namun kemudian lesu dan tidak diminati para pemilik akun email Google. Bahkan terkesan Google Wave hanya sekedar produk coba-coba (trial and error) Google sehingga cukup wajar jika masih kalah jauh dengan Facebook kepunyaan Mark Zuckerberg. Seperti halnya produk-produk Google yang lain, sebagai perkenalan awal produk Google+ ini hanya bisa diakses oleh orang-orang yang diundang saja.