Datang ke Afrika Selatan untuk tampil di Piala Dunia 2010 bersama tim negaranya, Argentina, anak ini memiliki kepercayaan yang tinggi. Tidak maik-main, gelar sebagai Pemain Terbaik Dunia sekaligus Pemain Terbaik Eropa 2009 menjadi prestasi yang dia bawa menuju perhelatan akbar Piala Dunia 2010 ini. Pemain ini memiliki talenta sepak bola yang luar biasa hebat hingga secara guyonan banyak yang mempertanyakan asal planet anak ini. Kehebatan olah bola anak ini seakan tidak bisa disandingkan dengan kehebatan pemain sepak bola di planet bumi ini. Ya, tidak lain dan tidak bukan, dia adalah Lionel Messi. Pemain kunci klub raksasa Eropa, Barcelona, yang mewarisi nomor keramat di tim Argentina, nomor 10. Nomor punggung tim Argentina yang selalu identik dengan sang legenda Diego Maradona. Tidak hanya prestasi individu, segudang prestasi klub pun telah dia raih bersama Barcelona.
Kelihaiannya menggocek si kulit bundar telah membuat para penggila bola seantero dunia berdecak kagum. Dia menggiring bola seakan ada lem perekat yang menempel di kakinya. Liukan tubuhnya yang mungil telah memakan korban bek-bek tangguh baik di kompetisi lokal Spanyol maupun pada kompetisi Eropa. Para pemain belakang lawan benar-benar dibuat berjibaku menghadapi keliatan pemain yang berjuluk La Pulga, yang berarti Si Kutu, ini. Sebuah julukan yang mencerminkan bagaimana kelincahan Messi disamakan dengan kelincahan binatang kutu. Tendangan Messi tidaklah “segeledek” tendangan Christiano Ronaldo ataupun Kaka. Namun tendangan “lemah” Messi memiliki tingkat presisi yang sangat tinggi. Ruang sempit bukan menjadi masalah bagi Messi untuk menciptakan tendangan yang memiliki daya gol tinggi. Bahkan dengan posisi yang terjepit diantara kepungan para bek yang bertubuh tinggi dan kekar Messi masih bisa dengan leluasa menciptakan gol ataupun memberikan assist matang kepada kawannya.
Bicara tentang julukan ternyata Messi tidak hanya memiliki julukan Si Kutu saja. Para pemujanya bahkan memiliki julukan yang lebih prestisius dan bermakna reliji. Kemampuan Messi dalam mendatangkan berderet prestasi bagi Barcelona telah melahirkan julukan “Messiah” bagi dirinya. Sebuah julukan yang merujuk pada sosok yang dinanti-nanti sebagai juru selamat dalam dunia reliji. Julukan tersebut seolah semakin menasbihkan dirinya sebagai sosok pemain yang benar-benar dipuja oleh para pendukungnya. Dan bisa jadi julukan tersebut merupakan apresiasi bagi sosok Messi yang gaya bermainnya telah ikut menyelamatkan dunia sepak bola yang hampir mati gaya gara-gara semakin monotonnya permainan sepak bola. Tontonan kreatifitas permainan sepak bola hampir menemukan ajalnya ketika banyak klub terjebak dalam gaya-gaya permainan bertahan.
Dengan rekam jejak yang mentereng itulah sang “Messiah” menyambut Piala Dunia 2010. Tak heran bila banyak penggila bola, mulai dari tukang becak, penjual sayur, mahasiswa, pengamat sepak bola, politisi, selebritis, hingga pejabat pemerintah, yang menjagokan Argentina untuk menjuarai Piala Dunia kali ini hanya karena adanya sang “Messiah”, dan sama sekali bukan karena sang legenda Maradona yang tidak lain adalah pelatih Argentina. Teves, Higuain, Milito, Aguero ataupun Maria merupakan penyerang-penyerang andal Argentina dengan kemampuan skil yang diatas rata-rata. Tetapi mereka semua bukan dirijen dalam sebuah orkestra permainan tim Argentina, Messilah sang dirijen itu. Peran itu dengan sangat apik diperankan oleh Messi pada babak penyisihan grup hingga Argentina menyapu bersih kemenangan meskipun Messi tidak mencetak gol. Argentina pun lolos ke babak 16 besar dengan mengemas poin penuh. Peran Messi pun masih sangat kental ketika di babak 16 besar berhasil memecundangi Meksiko dengan skor telak 3-1 meski lagi-lagi dia belum mampu mencetak gol.
Kemenangan atas Meksiko membawa Argentina lolos ke babak 8 besar untuk menghadapi tim Jerman yang telah mengalahkan tim favorit juara Inggris. Pertemuan dengan Argentina tentu memberi arti tersendiri bagi Jerman yang telah dikalahkan Argentina pada laga persahabatan terakhir. Dan berbekal kemenangan menyakinkan atas tim Inggris, Jerman sangat percaya diri untuk menghadapi Argentina. Namun lagi-lagi faktor Messi menjadikan para penggila bola tetap “loyal” kepada Argentina. Messi diyakini akan mampu memimpin para penyerang Argentina mengobrak-abrik pertahanan Jerman yang dikenal cukup tangguh.
Sayangnya, ekspekstasi terhadap peran Messi untuk kali ini terlalu berlebihan. Gol cepat yang diciptakan pemain muda penuh talenta milik Jerman, Thomas Muller, rupanya meluluhlantakkan mental para pemain Argentina. Sang “Messiah” benar-benar tidak bisa berkutik di hadapan benteng pertahanan Jerman yang digalang Per Mertesacker meski sesekali mampu melepaskan tendangan ke gawang. Hilangnya daya magis sang “Messiah” memiliki efek domino pada permainan tim Argentina. Para pemain Argentina seperti kehilangan induknya ketika Messi dimatikan oleh para pemain belakang Jerman. Teves pun sampai harus turun ke belakang hanya untuk mencari bola saking macetnya aliran bola ke arahnya. Pertahanan Argentina dibuat kocar-kacir oleh kreativitas Schweinsteiger serta kelihaian Podolski. Argentina tidak bisa bangkit dari keruntuhan mentalnya hingga kemudian gagal untuk melanjutkan kiprahnya di Piala Dunia 2010 ini. Sayang sekali.
Messi sang “Messiah” telah kehilangan tuahnya di babak 8 besar Piala Dunia. Dia tidak mampu menjadi inspirator bagi kawan-kawannya untuk bangkit dari keterpurukan. Messi pun menutup laga di Piala Dunia tanpa sebiji gol pun yang mampu dia buat. Cukup tragis, mengingat dia adalah El Pechichi (top skor) La Liga musim lalu dengan mengemas 34 gol. Messi....ah ternyata dia adalah juga makhluk yang berasal dari planet bumi yang bernama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar