Mbah Maridjan dan Kekuatan Mereknya

Mbah Maridjan telah gugur dalam tugas mengemban amanah sebagai juru kunci (kuncen) Gunung Merapi. Mbah Maridjan ditemukan meninggal dalam posisi bersujud di salah satu ruang di rumahnya dalam peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu. Seperti halnya pada letusan Merapi pada tahun 2006 lalu, Mbah Maridjan menolak untuk turun gunung meski kali ini Mbah Maridjan harus menjadi salah satu korban keganasan wedus gembel. Pro dan kontra mengiringi kepergian Mbah Maridjan terkait dengan sikapnya yang keras kepala untuk tetap berdiam di rumahnya meski pihak PVMBG telah menetapkan Merapi dalam status awas. Pihak yang pro menganggap sikap Mbah Maridjan tersebut sebagi wujud kesetiaan pada amanah. Di sisi lain, pihak yang kontra mengganggap sikap Mbah Maridjan untuk bersikeras tinggal merupakan sikap konyol. Tetapi itulah Mbah Maridjan, seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta yang memaknai amanah sebagai tanggung jawab yang harus dijalankan meski nyawa menjadi “tumbalnya.”

Sikap tersebut yang bisa jadi ditangkap oleh salah satu produsen jamu terkemuka, yakni Sidomuncul, sebagai simbol kekuatan. Kekuatan tidak harus dimaknai dalam arti kekuatan fisik semata akan tetapi kekuatan dapat dimaknai pula sebagai kemampuan mempertahankan keteguhan prinsip. Kekuatan untuk tidak mau ditindas oleh kekuatan lain demi menegakkan apa yang telah diyakini sebagai kebenaran. Konsep kekuatan inilah yang kemudian seakan klop dengan konsep iklan salah satu produk minuman suplemen dari Sidomuncul. Maka kita terhenyak sekaligus mahfum ketika tiba-tiba Mbah Maridjan muncul sebagai salah satu bintang iklan Sidomuncul untuk produk minuman suplemen Ekstra Joss bersama dengan bintang-bintang iklan papan atas.
Slogan berbahasa Jawa, yakni “Rosa”, yang artinya kuat menjadi slogan yang benar-benar terwujud dalam diri Mbah Maridjan. Dalam usianya yang telah senja Mbah Maridjan tetap dengan trengginas dan rosa menjalankan aktifitas sebagai kuncen Gunung Merapi. Keberadaan Mbah Maridjan seolah semakin memperkuat kesadaran merek bagi konsumen dalam memaknai produk minuman tersebut. Bahkan bisa jadi adanya Mbah Maridjan sebagai salah satu bintang iklan dalam minuman berenergi tersebut mampu memperluas segmen pasar. Artinya, segmen pasar minuman berenergi yang tadinya mungkin hanya sebatas kalangan muda menjadi meluas ke berbagai kalangan. Minuman berenergi yang diproduksi oleh Sidomuncul tersebut tidak lagi identik dengan “kekuatan dalam ranjang” dengan adanya Mbah Maridjan. Kekuatan yang dimanifestasikan dalam diri Mbah Maridjan lebih merepresentasikan kekuatan spiritualitas.

      Kini Mbah Maridjan telah meninggal dengan kekuatannya mempertahankan keyakinannya. Kepergian Mbah Maridjan telah berhasil menggugas kesadaran masyarakat tentang makna tanggung jawab. Tanggung jawab hanya dapat diemban oleh manusia yang memiliki kekuatan dalam memegang prinsip-prinsip yang diyakini benar. Tanggung jawab hanya bisa dipikul oleh dengan konsistensi tingkat tinggi. Nilai-nilai itulah yang kemudian menjadi kekuatan merek pada diri Raden Ngabehi Mas Penewu Surakso Hargo.

Tidak ada komentar: