Iklan dan Kesadaran Merek


Salah satu media yang dianggap efektif untuk mempromosikan sebuah produk adalah iklan. Philip Kotler mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa. Beriklan seakan menjadi sebuah kewajiban bagi produsen agar produknya dikenal oleh konsumen. Menurut Philip Kotler ada tiga kategori iklan yang itu menyesuaikan dengan tujuan sebuah iklan dibuat, yakni:
  1. Periklanan informatif, diadakan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya adalah membentuk permintaan pertama.
  2. Periklanan persuasif, diadakan dalam tahap persaingan, tujuannya adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
  3. Periklanan pengingat, diadakan oleh produk-produk yang sudah mapan.


Merek Paling Favorit Pengguna Internet Indonesia

Majalah Marketeers baru-baru ini telah merilis 45 merek paling favorit pengguna internet di Indonesia. Merek-merek tersebut mewakili dari masing-masing kategori produk yang selama ini lekat dengan aktivitas pengguna internet sebagai konsumen. Dalam konteks kesadaran merek maka merek paling favorit menjadi salah satu indikasi bahwa merek tersebut merupakan top of mind dari konsumen atas sebuah produk tertentu. Berikut ini 45 kategori produk beserta merek produknya yang paling menjadi pilihan pengguna internet di Indonesia.

Inovasi dan Loyalitas Merek

www.sxc.hu

Perkembangan teknologi informasi dalam satu dekade belakang ini benar-benar luar biasa. Bisa jadi tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh siapapun bahwa perkembangan teknologi informasi akan berkembang secepat saat ini. Bahkan kecepatannya perkembangannya, meminjam istilah kecepatan pesawat terbang, seolah melebihi kecepatan suara. Internet, komputer, maupun handphone adalah salah satu derivasi teknologi informasi yang perkembangannya mengalami percepatan yang sangat pesat. Konsep daya saing berbasis pada continuous improvement telah berjalan dengan sangat ekseleratif. Hal tersebut menunjukkan bahwa inovasi mampu diterapkan secara optimal. Dampak dari dinamisnya inovasi dalam teknologi tersebut menjadikan produk-produk tersebut daur hidupnya berjalan dengan sangat cepat dan singkat. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap beberapa bulan sekali, dan bahkan tiap satu bulan, bermunculan inovasi-inovasi baru dalam produk-produk teknologi informasi tersebut. Pada perkembangannya inovasi-inovasi tersebut berpotensi “mengancam” konsep loyalitas merek pada konsumen.

Mbah Maridjan dan Kekuatan Mereknya

Mbah Maridjan telah gugur dalam tugas mengemban amanah sebagai juru kunci (kuncen) Gunung Merapi. Mbah Maridjan ditemukan meninggal dalam posisi bersujud di salah satu ruang di rumahnya dalam peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu. Seperti halnya pada letusan Merapi pada tahun 2006 lalu, Mbah Maridjan menolak untuk turun gunung meski kali ini Mbah Maridjan harus menjadi salah satu korban keganasan wedus gembel. Pro dan kontra mengiringi kepergian Mbah Maridjan terkait dengan sikapnya yang keras kepala untuk tetap berdiam di rumahnya meski pihak PVMBG telah menetapkan Merapi dalam status awas. Pihak yang pro menganggap sikap Mbah Maridjan tersebut sebagi wujud kesetiaan pada amanah. Di sisi lain, pihak yang kontra mengganggap sikap Mbah Maridjan untuk bersikeras tinggal merupakan sikap konyol. Tetapi itulah Mbah Maridjan, seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta yang memaknai amanah sebagai tanggung jawab yang harus dijalankan meski nyawa menjadi “tumbalnya.”

Lebaran dan Perlindungan Konsumen

Lemahnya keawasan masyarakat sebagai konsumen dalam memilih produk yang akan mereka beli tidak jarang dimanfaatkan oleh produsen untuk berlaku curang. Banyak cara yang ditempuh para produsen untuk bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan tersebut. Mulai dari tidak segera ditariknya produk-produk yang cacat maupun yang sudah mulai kadaluarsa hingga tidak memberikan informasi komposisi bahan produknya. Tentu kesemuanya dipraktekkan para produsen dalam rangka menangguk keuntungan yang berlimpah. Dan celakanya perilaku tersebut dipraktekkan dengan mengabaikan hak konsumen yang dalam hal-hal tertentu bahkan hingga membahayakan keselamatan konsumen. Realitas yang seringkali terjadi ini membersitkan sebuah kondisi bahwa hubungan antara produsen dengan konsumen selama ini memang tidak berjalan secara simetris. Selalu saja konsumen menjadi pihak yang tercederai hak-haknya sementara produsen tetap melenggang kangkung dengan keuntungan yang diraihnya. Pada titik ini adigium konsumen adalah raja hanya menjadi lipservice semata bagi produsen untuk mengelabui konsumen. Sebaliknya, produsen justru menjadi layaknya raja yang tidak terbantahkan titahnya (baca tindakannya) dan konsumen menjadi abdi raja yang tidak bisa berbuat apa-apa. Keluhan-keluhan konsumen pun kemudian hanya dianggap angin lalu. Atau kalau tidak begitu, produsen balik menyalahkan konsumen yang dianggapnya tidak awas terhadap produk yang mereka beli.


UKM sebagai Basis Ekonomi Rakyat


UKM Kerajinan Kelapa
Usaha kecil menengah (UKM) dalam lanskap pembangunan ekonomi di Indonesia kerap disebut-sebut sebagai soko gurunya pembangunan ekonomi. Pemahaman ini dilandaskan pada basis UKM sendiri yang memang seringkali bersifat padat karya dan telah menjadi aktivitas yang mengakar di kalangan masyarakat. Singkatnya, UKM merupakan basis aktivitas ekonomi masyarakat, utamanya di kalangan menengah ke bawah.

Keberadaan UKM sebagai basis ekonomi masyarakat tentunya tidak lepas dari sifat dasar UKM sendiri yang tidak memerlukan modal besar dan tingkat pendidikan yang memadai. Cukup dengan modal dan ketrampilan secukupnya, dan ditambah keberanian maka masyarakat sudah bisa menjalankan dan mengelola UKM. Tidak heran bila kemudian UKM cenderung merupakan usaha yang berbasis industri rumah tangga dengan skala usaha yag tidak besar. UKM sendiri pun cenderung telah menjadi sebuah usaha yang berjalan secara turun-temurun dan menjadi sebuah tradisi. Hal inilah yang menjadikan UKM dalam beberapa hal menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang “tahan banting”. Para pelaku UKM dengan segala upaya mempertahankan kegiatan usahanya yang bisa jadi dikarenakan sebagai upaya untuk mempertahankan tradisi keluarga yang telah turun-temurun tersebut, walau dengan menanggung kerugian finansial yang tidak kecil jumlahnya. UKM kemudian telah menjadi urat nadi sebuah eksistensi keluarga dalam relasi sosial. Dan kenyataan bahwa UKM menjadi kegiatan yang konsisten dan tahan banting dapat ditelusuri ketika negara ini mengalami krisis ekonomi yang begitu hebat pada tahun 1997.

Redenominasi dan Uang Gambar Pedang

Di saat masyarakat ramai membicarakan wacana redenominasi saya jadi teringat cerita seorang teman. Teman saya ini adalah seorang lulusan Magister Manajemen yang memutuskan untuk meneruskan usaha almarhum bapaknya sebagai petani tebu. Lahan yang dia sewa untuk menanam tebu mencapai 20 hektar. Sementara pekerja yang membantunya dalam mengelola bisnis tebu ini sekitar 10 orang, bisa bertambah banyak kalau tiba musim panen. Kalau musim panen tiba maka setiap hari dia harus ke kebun untuk mengawasi proses panen tebu tersebut. Menurutnya saat ini susah sekali mencari pekerja untuk panen tebu. Kalau pun ada tidak sedikit dari mereka ini memiliki potensi untuk berbuat curang, misalnya mengambil dan mengumpulkan beberap batang tebu. Oleh karena itu harus tetap diawasi.

Insentif Tukang Potong Rambut pada Pemerintah

Aktivitas potong rambut biasa saya lakukan setidaknya dua bulan sekali. Karena telah lama tinggal di Malang maka saya memiliki langganan tukang potong rambut. Tempatnya tidak jauh dari kontrakan pada waktu saya kuliah dulu. Ruangan tempat potong rambut tidak seperti halnya salon yang menyediakan aneka jasa kecantikan. Tempatnya hanya berukuran sekitar 3x2 m saja. Kursi antriannya pun hanya cukup muat untuk empat sampai lima orang.  Pemilik usaha potong rambut yang sekaligus juga sebagai pemotong rambut ini usia masih muda, mungkin sekitar 35-an tahun.

Wow...Twitter Tembus 20 Miliar Tweet

Hanya dalam waktu lima bulan microblogging Twitter telah mampu mencatatkan pesan (tweet)  hingga 10 milliar, hingga total pesan Twitter telah mencapai 20 miliar. Luar biasa. Sebagai jejaring sosial yang lebih mengedepankan penyajian kata-kata Twitter relatif lebih disukai dibandingkan dengan jejaring sosial yang lain, termasuk Facebook. Twitter layaknya media komunikasi semacam SMS (Short Message Service) yang melekat pada layanan operator telepon seluler. Twitter juga layaknya BBM (Black Berry Messenger) yang tertanam dalam layanan BlackBerry. Hanya saja skala persebaran pesan lebih luas jika dibandingkan dengan layanan-layanan tersebut. Hampir semua public figure, baik skala nasional maupun internasional, telah memiliki akun di Twitter.

Jojo-Shinta dan Word of Mouth

Fenomena lagu Keong Racun yang dipopulerkan lewat video yang diunggah ke situs Youtube dengan penyanyi lipsync Jojo dan Shinta merupakan manifesta sebuah konsep pemasaran yang mutakhir. Melalui video inilah kemudian dua wanita ini menjadi “artis dadakan” yang ramai diperbincangkan di microblog twitter hingga mencapai 1 juta hit, hingga tak heran jika keduanya menjadi trending topic. Beberapa media utama nasional ramai-ramai memberitakan kedua sosok wanita tersebut. Stasiun televisi berebut untuk membuat wawancara eksklusif dengan keduanya. Bahkan salah satu majalaj remaja terkenal pun telah memasang Jojo sebagai model sampul depannya. Tidak hanya kedua “penyanyi”-nya yang menuai ketenaran, lagu Keong Racun yang sebenarnya sudah beredar lama pun mendadak menjadi ikut terkenal. Lagu Keong Racun menjadi lagu favorit di berbagai tempat karaoke, bersaing dengan lagu sejenis berjudul Cinta Satu Malam yang terlebih dahulu moncer. Ketenaran lagu Keong Racun pun pada akhirnya merembet pada sang penciptanya sendiri, Abuy Akur, sosok yang sebelumnya tidak begitu dikenal di blantika musik dangdut. Begitulah efek domino dihasilkan oleh Jojo dan Shinta lewat Youtube maupun, utamanya, Twitter.

Menakar (Kembali) Peran KUD

Koperasi dalam lanskap pembangunan ekonomi di Indonesia dianggap sebagai perwujudan perekonomian yang berbasis pada ekonomi rakyat. Hal tersebut cukup beralasan mengingat koperasi bergerak dengan terma dari rakyat untuk rakyat. Peran aktif anggota menjadi hal yang sangat penting dalam menjalankan dinamika koperasi. Keberadaan koperasi sendiri tidak lain adalah representasi dari UUD 1945 pasal 33. Sehingga dapat dikatakan koperasi adalah alat konstitusi untuk mencapai tujuan negara, yakni tercapainya kesejahteraan rakyat secara merata. Definisi tentang koperasi sendiri dijabarkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, dimana koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum dengan melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Di dalam undang-undang tersebut juga mendefinisikan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial.

Benua Afrika Melahirkan Juara Baru

Perhelatan akbar Piala Dunia 2010 telah mencapai puncaknya dengan menampilkan Spanyol dan Belanda sebagai finalis. Dengan hadirnya Spanyol dan Belanda sebagai tim yang bertemu dalam pertandingan puncak Piala Dunia maka dapat dipastikan bahwa Piala Dunia 2010 kali ini akan menghadirkan juara baru. Peristiwa ini tentu menarik dan akan tercatat abadi dalam lembaran sejarah Piala Dunia mengingat Piala Dunia kali ini untuk pertama kalinya diadakan di Benua Afrika. Artinya, Benua Afrika telah melahirkan juara baru bagi Piala Dunia.

Messi..ah

Datang ke Afrika Selatan untuk tampil di Piala Dunia 2010 bersama tim negaranya, Argentina, anak ini memiliki kepercayaan yang tinggi. Tidak maik-main, gelar sebagai Pemain Terbaik Dunia sekaligus Pemain Terbaik Eropa 2009 menjadi prestasi yang dia bawa menuju perhelatan akbar Piala Dunia 2010 ini. Pemain ini memiliki talenta sepak bola yang luar biasa hebat hingga secara guyonan banyak yang mempertanyakan asal planet anak ini. Kehebatan olah bola anak ini seakan tidak bisa disandingkan dengan kehebatan pemain sepak bola di planet bumi ini. Ya, tidak lain dan tidak bukan, dia adalah Lionel Messi. Pemain kunci klub raksasa Eropa, Barcelona, yang mewarisi nomor keramat di tim Argentina, nomor 10. Nomor punggung tim Argentina yang selalu identik dengan sang legenda Diego Maradona. Tidak hanya prestasi individu, segudang prestasi klub pun telah dia raih bersama Barcelona.

Piala Dunia, Jabulani, dan Vuvuzela

Piala Dunia 2010 untuk pertama kalinya diadakan di Benua Afrika, tepatnya di negara Afrika Selatan. Dipilihnya benua Afrika sebagai host penyelenggaraan event terbesar olah raga sepak bola tersebut bisa jadi adalah sebagai upaya FIFA untuk pemerataan. Selama ini Piala Dunia selalu identik dengan benua Eropa dan Amerika. Tahun 2002 Asia telah memperoleh “jatah” pemerataan tersebut lewat Korea Selatan dan Jepang sebagai tuan rumah bersama. Dan untuk Piala Dunia pertama di “Benua Hitam” ini negara Afrika Selata berkesempatan menjadi tuan rumahnya. Tentu tidak sulit untuk menebak kenapa Afrika Selatan yang dipilih untuk menjadi tuan rumah. Di sana tinggal sosok kharismatik yang dikagumi banyak orang di planet ini, seperti halnya  suporter sepak bola seantero dunia mengagumi sosok Messi ataupun Ronaldo. Sosok itu tidak lain adalah Nelson Mandela, seorang kulit hitam yang menjadi tokoh sentral pendobrak sistem Apharteid di Afrika Selatan. Tidak bisa dipungkiri bahwa sosok Nelson Mandela telah ikut berperan besar dalam menjadikan Afrika Selatan sebagai negara pertama yang menjadi tuan rumah di Afrika. Dia adalah ikon perubahan di benua Afrika, dan bahkan di dunia. Selain tentu saja kesiapan pemerintah setempat untuk menyelenggarakan even yang akbar ini.

Buku


Sejak diketemukannya kertas oleh Ts’ailun pada sekitar tahun 105 Masehi dunia tulis-menulis telah mengalami perkembangan yang cukup maju dan juga ilmu pengetahuan. Perkembangan tersebut semakin melaju dengan diketemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg pada sekitar tahun 1454 Masehi. Buku-buku semakin banyak diproduksi untuk menggantikan gulungan-gulungan. Ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan dengan mudah direproduksi dalam lembaran-lembaran kertas buku. Adanya buku telah membawa ilmu pengetahuan bertebaran di muka bumi. Masyarakat Asia bisa mengetahui ilmu pengetahuan masyarkat Eropa, masyarakat Eropa bisa mengetahui ilmu pengetahuan masyarkat Amerika, begitu juga sebaliknya. Adigium buku adalah jendela dunia pun menjadi tidak terbantahkan.

Intelektual dan Kekuasaan



Sejarah perkembangan suatu bangsa seringkali tidak pernah lepas dari peran masyarakat terdidik. Sebuah masyarakat yang biasa dinamakan sebagai kelompok intelektual. Indonesia sendiri dalam perjalanan sejarahnya tidak lepas dari sepak terjang peran kelompok ini. Kelompok intelektual di Indonesia tidak pernah absen dalam setiap periode perubahan sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa. Mulai tahun 1908 hingga 1998 kelompok intelektual telah hadir sebagai kelompok yang berada di garda depan sebuah perubahan bangsa Indonesia. Kelompok ini pulalah yang menjadi pendobrak dalam perubahan metode perjuangan sebuah ide ataupun cita-cita. Perjuangan kemerdekaan melalui perang fisik menjadi sesuatu hal yang “basi” dan dianggap tidak efektif ketika kelompok ini menjadikan diplomasi sebagai alat perjuangan yang mereka anggap lebih ampuh dan tangguh. Dasyatnya kekuatan kelompok intelektual tidak sedikit yang membuat kelompok
status quo (penguasa) menjadikan kelompok intelektual sebagai pihak yang membahayakan kekuasaan. Kekuatan bagi kelompok intelektual tidak lagi dilihat dari kekuatan persenjataan akan tetapi dari kekuatan pemikiran. Pemikiran-pemikiran yang kritis menjadi senjata yang ampuh bagi kelompok intelektual untuk “menyerang” para penguasa yang otoriter. Saking kewalahannya para penguasa dalam mengendalikan kelompok ini mereka hingga harus menggunakan cara-cara yang di luar batas-batas kemanusiaan. Sudah banyak dicatat dalam sejarah bagaimana kelompok intelektual diperlakukan secara tidak manusiawi oleh penguasa yang lalim. 

Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Manajemen

Ing Ngarso sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Dari nama lahirnya jelas terlihat bahwa didalam diri beliau mengalir darah biru, yaitu keturunan dari keraton. Keraton sendiri selalu identik dengan kefeodalan. Namun bukan berarti Ki Hajar Dewantara ikut larut dalam kefeodalan tersebut. Justru kemudian Ki Hajar mampu keluar dari kefeodalan dan mengabdikan hidupnya untuk bangsanya dengan pemikiran-pemikiran yang terbuka dan progresif. Perjuangan Ki Hajar Dewantara untuk bangsa ini tentu tidak bisa diragukan lagi. Berbagai organisasi beliau ikuti dan beliau bentuk dalam upaya meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Budi Utomo menjadi salah satu organisasi yang beliau ikuti untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Kemudian bersama seorang Indonesianis asal Belanda, Douwes Dekker serta seorang dokter terkemuka, Cipto Mangoenkoesoemo, mendirikan Indische Partij (Partai Hindia), yang juga bergerak untuk memerdekan Indonesia. Indische Partij sendiri merupakan partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia. Tulisannya pada tahun 1913 di surat kabar de Express dengan judul yang sarkas, " Als ik eens Nederlander was " (Seandainya Aku Seorang Belanda), meneguhkan beliau sebagai sosok garda depan dalam menentang penjajahan Belanda di Indonesia.

Jack Ma, Mantan Guru yang Jadi CEO

Ingin membeli kancing baju dari China? Atau mesin-mesin besar? Tinggal masuk ke alamat situs Alibaba.com. Dalam satu kali klik, terpampanglah ratusan, bahkan ribuan produsen China. Mulai dari peraut pensil hingga barang yang besar dan rumit pengejaannya. Minimal ordernya pun cukup besar, ada yang 500 unit atau bahkan 10.000 unit.
Sebagian pemasok di Alibaba.com adalah perusahaan usaha kecil dan menengah (UKM). Alibaba.com telah menjadi situs business to business terbesar yang menghubungkan produsen di China dengan dunia.
Sama seperti dalam hikayat Seribu Satu Malam, ketika Alibaba meniru para perampok mengucapkan mantera ”Sesam, buka pintu”, terbukalah pintu ke negara pengekspor nomor dua terbesar di dunia itu.
Pengguna Alibaba.com sudah mencapai 8 juta dan pendapatannya terus meningkat. Akhir tahun lalu, pendapatan Alibaba.com naik 39 persen menjadi 440 juta dollar AS. Belakangan Alibaba.com juga menyediakan Aliexpress untuk para konsumen yang diperbolehkan memesan satu barang saja.

Bisnis Online Shop untuk Fashion

KOMPAS.com - Bila Anda tergolong aktif sebagai blogger, Anda tentu sering menemukan blog yang dijadikan online store untuk produk-produk fashion. Salah satunya adalah mygaragestore.blogspot.com. Tahun 2008, blog milik Galuh Agustia Sitompul (25) ini terpilih menjadi Best Service Online Shop dari Indonesia Online Shop (komunitas pemilih online shop). Ia mengalahkan sekitar 800 anggota IOS yang lain.

Prestasi ini boleh dibilang cukup baik, mengingat Galuh baru memulai bisnis online shop setahun sebelumnya. Ketika baru memasang jaringan internet di rumahnya, tahun 2007, Galuh hanya memakai internetnya sebatas untuk mengakses Multiply dan Friendster saja. Setelah "menguasai" situs blog dan jejaring sosial ini, Galuh baru terpikir untuk berbisnis melalui blog.

Arti Sebuah Nama

Ungkapan apa arti sebuah nama yang disampaikan dramawan kondang yang hidup di jaman Renaissans yakni William Shakespeare mungkin bagi dunia bisnis sudah tidak relevan lagi. Bagi dunia bisnis nama adalah yang sangat penting untuk menunjang kelangsungan bisnisnya. Begitu pentingnya arti sebuah nama baru-baru ini perusahaan raksasa elektronik dari Jepang, Sony Corp. , sampai harus melayangkan somasi kepada seorang blogger Indonesia bernama Sony Arianto Kurniawan gara-gara sang blogger menggunakan domain yang menggunakan nama “Sony” pada situs pribadinya. Situs milik sang blogger yang disomasi perusahaan Sony itu beralamat www.sony-ak.com . Menurut perusahaan Sony penggunaan nam “Sony” oleh sang blogger dianggap telah menyalahi aturan atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Perusahaan Sony sebagai sebuah perusahaan yang berkepentingan atas nama tersebut menganggap pemakaian nama “Sony” pada situs sang blogger berpotensi memberikan kerugian, baik materiil maupun non materiil. Penggunaan nama “Sony” pun menurut perusahaan Sony secara hukum telah menjadi haknya sehingga penggunaan nama “Sony” untuk sebuah produk tertentu di luar perusahaan Sony adalah sebuah pelanggaran.


iShoes, Naikan Gengsi Cibaduyut



Produk lokal masih tetap bisa diandalkan. Asal didukung desain yang tepat, buatan Cibaduyut pun tidak kalah bersaing dengan produk impor. Hal itu bisa dibuktikan Inten Wulansari (25) dan Rina Rosliana (26) melalui produk sepatu mereka iShoes.
Sepatu yang aslinya memang buatan Cibaduyut ini, bisa diterima anak muda kalangan menengah atas. Dituturkan Inten, dia merintis iShoes saat masih kuliah di Universitas Parahyangan.
"Saat itu ada teman yang punya bengkel sepatu. Lalu saya pun coba tawar-tawarkan sama temen-temen," ujar mojang Bandung yang berkerudung ini.
Berkat promosi dari mulut ke mulut usaha pembuatan sepatu Inten cukup laris manis. Teman-temannya tinggal memesan sepatu yang diinginkan dengan berbagai alternatif bahan.
"Pokoknya saat itu mobil saya penuh dengan pesanan sepatu," cerita Intan antusias.
Inten saat itu masih belum memberikan merek untuk model sepatunya. Harga yang dia patok pun masih sekitar di bawah Rp 100 ribu. Selepas lulus, Inten tidak langsung bekerja dan mulai merencanakan untuk menseriuskan usaha sepatunya di tahun 2008.
Saat itulah Rina bergabung dan mereka mendirikan iShoes. Outlet pertama iShoes dibuka di Chill out Jalan Sukajadi. Dengan memperkerjakakan dua perajin dari Cibaduyut, iShoes mampu memproduksi 100 buah sepatu dengan jumlah model rata-rata 10-15 model.
"Sepatu ini memang buatan Cibaduyut dengan semua bahan baku berasal dari Cibaduyut," tutur Inten.
Antusiasme konsumen terhadap sepatu buatan Cibaduyut ini cukup baik. Dalam satu bulan omset yang didapatkan berkisar antara Rp 7 juta-Rp 10 juta. Meski sudah cukup punya langganan, baik Inten maupun Rina masih enggan untuk sepenuhnya menggantungkan pendapatan dari usaha ini.
Di samping mengelola iShoes, mereka masih bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Selama kurang dari satu bulan ini, outlet iShoes pindah ke Jalan Bahureksa No 1. Satu toko dengan The Plava yang menyediakan fashion untuk wanita dan aksesorisnya.
(ema/avi)

Tukang Kunci

Urusan kunci meski sepele namun sebenarnya ribet juga kalau kita kesandung persoalan rusaknya benda kecil ini. Lewat kunci kita bisa masuk ke ruangan yang kita tuju ataupun lewat kunci kita bisa menyalakan kendaraan kita. Dan lewat kunci pulalah kita bisa mengamanahkan kerahasiaan maupun keamanan kita. Keamanan rumah, sepeda motor, sepeda angin, mobil, brankas, hingga kerahasiaan sebuah buku harian diserahkan sepenuhnya lewat kunci. Sangat wajar jika bentuk dan struktur kunci pun beraneka ragam sebagai salah satu upaya untuk menjalankan amanahnya. Mulai bentuk badan kunci secara keseluruhan hingga lekuk-lekuk yang membentuk tubuh kunci masing-masing memiliki kekhasan dan keunikan sendiri-sendiri.


Tiger Woods dan Hancurnya Sebuah Merek


Nama lengkapnya Eldrick Tont Woods sedangkan nama tenarnya Tiger Woods. Siapa yang tidak kenal dengan nama mentereng ini, apalagi para penggila olah raga golf. Tiger Woods adalah “macan” di olah raga golf. Berbagai rekor olah raga golf telah ia raih dalam usia yang cukup muda. Hingga tidak heran bila ia disejajarkan dengan beberapa nama legenda golf, termasuk diantaranya Jack Nicklaus. Yang menjadikannya semakin istimewa tentu saja karena dia adalah pegolf yang berkulit hitam. Seperti halnya dengan Lewis Hamilton di olah raga “jet darat” F1 yang menerobos dominasi pebalap kulit putih maka Tiger Woods telah melakukannya di golf.

Pameran Buku


Diantara hiruk-pikuk aktifitas manusia yang berdesing bak gasing maka adanya pameran buku layaknya oase di gurun pasir yang gersang. Pameran buku menawarkan sebuah tamasya intelektual yang meng-adem-kan pikiran. Kita diajak untuk mengunjungi stan-stan dengan berbagai tajuk buku. Memindai satu persatu stan dan bahkan meneliti setiap judul buku untuk memastikan buku yang kita minati. Diskon dihamburkan sebagai pembeda antara pameran buku dan toko buku. Sejenak kita dilupakan adanya lapisan-lapisan sosial semu yang ada dalam masyarakat. Semua membaur dalam peserta ziarah buku, laksana peserta ziarah wali sanga. Batas-batas sosial runtuh oleh The Lost Symbol-nya Dan Brown, Harry Potter-nya J.K. Rowling, Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata, Pertengkaran-nya Gogol hingga Lentera Al-Qur’an-nya Quraish Shihab. Semua berdesakan, bersentuhan, berebutan satu sama lain untuk satu buku, dua buku, tiga buku atau bahkan untuk banyak buku. Mereka menanggalkan status sosial, latar belakang pendidikan, latar belakang agama, kendaraan yang mereka pakai, merek sepatu yang mereka pakai, parfum, baju, apapun yang menempel dalam diri mereka. Dalam momen ini hanya buku yang menjadi status sosial mereka. Pamer judul buku yang mereka beli menjadi sebuah ritual dalam setiap pameran buku untuk mempertontonkan status sosial mereka. Buku telah menjadi komodifikasi yang memberikan sumbangan dalam lanskap masyarakat yang beradab menyaingi Hermes, Cristian Dior, Armani, Adidas, Nike, Blackberry, Apple, Ipod.

Pram


Diantara sekian banyak sastrawan yang pernah dipunyai Indonesia sosok Pramoedya Ananta Toer merupakan figur yang layak disebut terdepan. Pram, begitu panggilan akrab Pramoedya, adalah seorang sastrawan kaliber Nobel. Lewat novel tetralogi Burunya Pram disebut-sebut pada saat itu sebagai kandidat kuat peraih Nobel Sastra dari Asia. Meskipun hingga akhir hayatnya tidak jua memegang penghargaan bergengsi itu karya-karya Pram tetap menjadi karya fenomenal yang layak diapresiasi. Karya-karya Pram, utamanya Tetralogi Buru, telah banyak memberikan inspirasi bagi kelompok muda di Indonesia. Bagi beberapa kalangan aktivis karya Pram seakan menjadi sebuah buku wajib.

Kerbau dan SBY


SBY gerah dengan demo yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat yang kecewa dengan kinerja SBY beserta jajarannya. Demonstrasi tersebut merupakan bagian dari kegiatan menandai 100 hari pemerintahan SBY-Budiono. Kegerahan presiden dipicu oleh digunakannya kerbau sebagai simbol sosok SBY. Hal itu bisa dilihat dari penempelan foto SBY yang dilekatkan pada tubuh kerbau yang diajak demo oleh para demonstran. Tidak hanya itu, tubuh kerbau pun juga diberi tulisan “Si BuaYa” sebagai penyamaran inisial SBY. Para demonstran ini menyimbolkan kerbau sebagai binatang yang malas dan lambat. Identifikasi atas diri kerbau itulah yang kemudian dialamatkan oleh para demonstran dengan menyematkan foto SBY di tubuh kerbau. Bagi para demonstran kelambatan dan kemalasan dijadikan sebagai biang atas kegagalan pemerintahan SBY dalam 100 hari kerja.
Perilaku para demonstran dengan menjadikan kerbau sebagai perwujudan kinerja SBY tentu saja “memerahkan” mata SBY, tidak hanya telinga saja yang merah. Para pendemo dianggap SBY tidak memiliki etika. Para pendemo menurut SBY telah mengabaikan nilai-nilai kepantasan dan tidak mencerminkan budaya Indonesia.
Aksi pendemo dan juga reaksi SBY atas aksi pendemo merupakan perwujudan manusia sebagai animal simbolicum. Interaksi antar manusia dalam suatu masyarakat pada dasarnya ditopang oleh simbol-simbol. Simbol sendiri diartikan sebagai segala sesuatu (benda, peristiwa, kelakuan, tindakan manusia, ucapan) yang telah ditempati suatu arti tertentu menurut kebudayaannya. Interpretasi atas makna suatu simbol oleh individu ataupun masyarakat memiliki keragaman tersendiri. Factor internal serta eksternal menjadi hal yang sedikit banyak berperan atas interpratasi atas sebuah simbol.
Dalam sejarah kehidupan manusia, baik sebagai bagian dari suatu bangsa ataupun sebagai umat beragama, perilaku manusia “dikendalikan” oleh simbol-simbol. Kita bisa melihat betapa berbagai suku bangsa di muka bumi ini memiliki simbol-simbol tersendiri dalam kehidupan mereka. Simbol ibu jari di beberapa wilayah memiliki arti yang baik dan di beberapa wilayah lain memiliki arti yang sebaliknya. Di dalam agama Islam pun kita juga melihat begitu banyak aktivitas-aktivitas simbolik yang menyertai dalam kegiatan ibadah haji. Salah satu dari kegiatan simbolis tersebut adalah ritual jumrah, yaitu kegiatan melempar batu kea rah sebuha tugu yang dianggap sebagai tempat setan. Ritual jumrah ini bila dikaji lebih mendalam tentu tidak sekedar kegiatan melempar batu semata. Banyak lagi contoh-contoh lain yang bisa dijadikan contoh betapa kehidupan sehari-hari manusia penuh dengan warna simbolik. Bahkan yang lebih ekstrem, seringkali fanatisme atas pemaknaan simbol bisa menjadi pemantik munculnya peperangan. Sejarah telah membuktikan itu. Perang salib, perang dunia, genoside, hingga yang “remeh-temeh” yakni perang antar supporter adalah wujud fanatisme manusia atas sebuah simbol.
Interpretasi atas makna suatu simbol akan terus mengalami dinamika pemaknaan seiring dengan perkembangan peradaban manusia sebagai pemakna dan pencipta atas simbol. Kecanggihan pemaknaan atas suatu simbol merupakan pondasi bagi kebudayaan manusia karena simbol merupakan penyokong eksistensi suatu budaya.

ACFTA MERONTOKKAN UMKM JATIM (?)


                              Tidak ada manfaatnya mengeluhkan atau berharap perekonomian global akan hilang. 
Orang akan dipaksa belajar hidup dengannya.
(Kenichi Ohmae, The Next Global Stage, 2005)

Diberlakukannya ASEAN China Free Trade Agreement (ACTA) mulai tahun 2010 ini benar-benar telah meresahkan para pelaku usaha di Indonesia, baik pelaku usaha besar maupun yang berskala kecil dan menengah. Keresahan tersebut tentu sangat beralasan mengingat perjanjian ini melibatkan China sebagai negara peserta ACTA. China harus diakui saat ini merupakan negara yang dalam dekade belakangan mengalami pertumbuhan ekonomi cukup pesat. Tingkat ekspansi China pun juga sangat tinggi. Hal tersebut dapat ditilik dari posisi China sebagai negara eksportir terbesar di dunia saat ini dengan nilai perdagangan luar negerinya mencapai US$1,2 trilyun. Tidak hanya itu, China bahkan juga menjadi negara yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Anatomi inilah yang kemudian membawa China sebagai negara yang memiliki peran strategis dalam percaturan politik dan ekonomi dunia. Cukup beralasan jika kemudian para pelaku usaha, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mengkhawatirkan dampak ACFTA terhadap eksistensi usaha mereka. Dengan dalih tersebutlah kemudian mereka meminta pemerintah menunda pelaksanaan ACFTA.
Keresahan terhadap diberlakukannya pada kenyataannya juga melanda para pelaku UMKM di Jawa Timur. Apalagi beberapa sektor yang berpotensi berdampak negatif dengan adanya ACFTA tersebut merupakan sektor-sektor yang menjadi unggulan dan sekaligus penopang perekonomian Jawa Timur, baik itu sektor perkebunan dan pertanian, tekstil, maupun alas kaki. Sektor-sektor tersebut telah menjadi penggerak keberlangsungan UMKM-UMKM di Jawa Timur. Sehingga kalkulasinya adalah bahwa diandaikan UMKM-UMKM tersebut mampu menyerap ribuan tenaga kerja maka berapa banyak tingkat pengangguran yang akan tersaji jika UMKM-UMKM tersebut tidak mampu bertahan dalam persaingan yang ketat dengan negara-negara ASEAN dan China. Kerontokan usaha pun seakan telah terbayang di depan mata para pelaku UMKM di Jawa Timur. Dan ujung-ujungnya tentu saja adalah dampaknya terhadap struktur perekonomian Jawa Timur.
Namun apakah sedemikian kontra produktifkah pelaksanaan ACFTA bagi Indonesia, dalam hal ini Jawa Timur? Tentu di balik sisi kekhawatiran diberlakukannya ACFTA tetap ada hal-hal positif sekaligus produktif bagi keberadaan UMKM Jawa Timur. ACFTA meskipun memiliki potensi untuk merontokkan UMKM di Jawa Timur akan tetapi sebenarnya juga berpotensi untuk meningkatkan daya saing UMKM di Jawa Timur. Pemberlakuan ACFTA bisa menjadi media pendorong berkembangnya UMKM-UMKM di Jawa Timur yang berkelas internasional.
ACFTA merupakan media kompetisi yang mestinya mengandung nilai-nilai produktiftas bagi para pesertanya. Bisa dikatakan, dengan adanya ACFTA UMKM-UMKM di Jawa Timur dapat mengukur kekuatan daya saing yang sebenarnya. Pesaing-pesaing usaha tidak lagi berasal dari satu kawasan kabupaten, propinsi, ataupun nasional lagi akan tetapi akan banyak berdatangan pesaing-pesaing dari negara-negara ASEAN dan terutama dari China yang memang terkenal dengan tingkat penetrasi pasarnya. Apalagi dengan adanya ACFTA ini negara-negara ASEAN dan China dimudahkan untuk masuk, bahkan bebas hambatan. Keberadaan pesaing-pesaing dari negara peserta ACFTA ini harus bisa dijadikan sebuah alat analisis untuk bisa menjadikan UMKM di Jawa Timur mampu menandingi mereka. Ibarat sebuah klub sepak bola maka keberadaan pemain-pemain asing dengan kualitas yang lebih baik dari pemain lokal harus dijadikan benchmark bagi pemain lokal. Keberadaan pemain asing harus bisa menjadi pemacu pemain lokal untuk bisa bermain lebih baik sehingga tetap terpilih dalam starting up, tidak kalah dengan pemain asing. Sebuah klub sepak bola juga tidak akan tahu seberapa baik kualitas permainannya jika lawan-lawan yang dihadapi kelasnya ada dibawahnya. Dari metafor tersebut maka dapat diambil benang merah bahwa ACFTA dapat dijadikan instrumen bagi UMKM untuk meningkatkan kualitas daya saingnya.
Tentu saja untuk bisa menjadikan ACFTA sebagai medium untuk peningkatan kualitas daya saing bukan hal yang gampang dan sekejap dapat dicapai. Banyak persoalan yang harus dibereskan agar upaya tersebut dapat terlaksana. Pemerintah dan pelaku UMKM memiliki peran yang sentral untuk membereskan permasalahan tersebut sebelum mengajak masyarakat sebagai konsumen ikut berpartisipasi.
Pada tataran pemerintah maka kebijakan terhadap UMKM dapat dijadikan tolak ukur peran pemerintah dalam mendorong keberlangsungan UMKM yang lebih kompetitif. Sayangnya tidak sedikit kebijakan pemerintah yang teraplikasi melalui program-program kegiatan hanya bersifat tentatif dan karikatif. Selama ini program pemerintah dalam upaya meningkatkan daya saing UMKM terkesan kurang serius.. Banyak program pemerintah untuk UMKM yang tidak didesain secara komprehensif dan berkesinambungan. Sehingga kesannya program yang dijalankan hanya sekedar untuk memenuhi target program kerja serta hanya “bagi-bagi” uang. Sementara dari sisi birokrasi, rumitnya birokrasi perijinan pun pada akhirnya membawa dampak ekonomi biaya tinggi bagi para pelaku UMKM. Adanya ekonomi biaya tinggi sebagai akibat adanya inefisiensi birokrasi menjadikan UMKM berjalan dengan tidak efisien. Dukungan-dukungan kebijakan yang mendukung upaya aktifitas UMKM pun dianggap kurang memadai. Tidak ada celah yang memadai bagi pelaku-pelaku UMKM untuk bisa menerobos akses-akses kebijakan yang memang memiliki kecenderungan lebih senang mengurusi usaha-usaha dalam skala besar. Beberapa permasalahan inilah yang harus diselesaikan oleh pemerintah untuk mendorong UMKM yang lebih produktif dan kompetitif. Yang juga perlu ditekankan pada pemerintah terkait dengan kebijakan terhadap UMKM adalah bahwa kebijakan yang diciptakan tentunya adalah kebijakan yang sifatnya bukan lagi hanya meninabobokkan pelaku UMKM lewat program karikatifnya. Kebijakan yang diciptakan harus lebih bersifat stimulatif namun tetap intensif agar UMKM bisa lebih produktif dan kompetitif tanpa harus selalu dilindungi oleh pemerintah.
Terkait dengan hal tersebut Pemprov Jawa Timur juga harus bisa menstimulasi munculnya industri-industri kreatif yang memang memiliki peluang besar untuk bisa lebih dikembangkan di Jawa Timur. Sebagaimana diketahui bahwa industri kreatif dewasa ini telah memiliki peran penting dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju. Tingkat persaingan industri kreatif memang cukup sengit, apalagi bila dihadapkan dengan para pemain dari Negeri Tirai Bambu ini. Akan tetapi dengan banyaknya perguruan tinggi yang bertebaran di Jawa Timur potensi pelaku UMKM Jawa Timur untuk bisa bersaing dalam industri kreatif relatif masih sangat terbuka. Lebih lanjut, pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur dituntut juga untuk bisa lebih mendorong tumbuhnya produk-produk unggulan di daerahnya masing-masing yang berbasis pada UMKM.
Sementara pada tataran para pelaku UMKM di Jawa Timur dituntut untuk berbenah diri dalam menghadapi ACFTA ini. Permasalahan-permasalahan klasik yang selama ini mendera mereka harus segera dicarikan solusinya. Salah satu permasalahan klasik yang selama ini menjadi titik pangkal ketidakmampuan UMKM dalam berkompetisi adalah persoalan daya inovasi. Inovasi tidak melulu persoalan inovasi produk akan tetapi yang lebih penting, sebelum mencapai ke sana, adalah inovasi tata kelola usaha. Meskipun UMKM-UMKM di Jawa Timur sebagian besar berbasis industri rumah tangga (home industry) bukan berarti mereka harus abai terhadap aspek-aspek manajemennya. Sebab pra syarat untuk mencapai daya saing yang tinggi dilihat dari aspek manajemen maka sebagaimana diuraikan oleh Michael Porter elemen kepemimpinan biaya dan diferensiasi organisasi harus bisa dicapai. Mereka harus mengejar ketertinggalan tersebut. Selain dengan cara belajar sendiri, yang juga bisa difasilitasi oleh pemerintah, pelaku UMKM ini sebenarnya justru dapat pula melakukan pembelajaran melalui para pesaing-pesaing dari negara lain yang akan banyak berdatangan dengan pemberlakukan ACFTA ini.
Diberlakukannya ACFTA seharusnya tidak lagi menjadi keresahan para pelaku UMKM di Jawa Timur. ACFTA adalah konsekuensi logis dari sebuah era keterbukaan yang terbukungkus dalam fenomena globalisasi. Sebagaimana dikatakan Kenichi Ohmae diatas, tidak ada manfaatnya mengeluhkan atau berharap perekonomian global akan hilang. Orang akan dipaksa belajar hidup dengannya. Justru dengan diberlakukannya ACFTA dapat dijadikan sebagi titik awal, baik oleh Pemprov Jawa Timur mapun pelaku UMKM, untuk bisa menjadikan UMKM Jawa Timur yang berdaya saing global. Pelaku UMKM pun dituntut untuk mampu dan berani melakukan perdagangan antar negara peserta ACFTA. Fasilitas-fasilitas kemudahan yang diberikan dalam ACFTA pun harus bisa dioptimalkan oleh para pelaku UMKM di Jawa Timur. Pemberlakuan ACFTA bukanlah setahun ataupun dua tahun saja akan tetapi seterusnya. Artinya dalam perjalanannya pasti akan ada sebuah proses transfer pengetahuan ataupun adaptasi pengetahuan diantara para pelaku UMKM di dalam media persaingan. Pemerintah harus bisa menjadi pemandu yang baik bagi para pelaku UMKM dalam proses tersebut. Adanya kerjasama antara Pemprov Jawa Timur dengan pelaku UMKM tentu menjadi kunci utama keberhasilan mencapai proses adaptasi persaingan global tersebut. Kalau sudah begitu kita harus membuang jauh-jauh pemikiran ACFTA akan merontokkan UMKM di Jawa Timur.