Google+ dan Perkembangan Media Pemasaran

Pada awalnya hanyalah sekedar rumor belaka. Pada akhirnya rumor itu membuncah menjadi Google+. Itulah produk mutakhir yang dirilis oleh raksasa Google yang berwujud jejaring sosial. Bisa jadi Google+ merupakan respon atas menjamurnya situs jejaring sosial yang saat ini sedang digilai oleh para netizen. Di lain pihak, bisa jadi penciptaan Google+ adalah ujung pencarian Google dalam mendesain jejaring sosial yang komplet setelah kegagalan mereka memasarkan Google Wave. Google Wave merupakan produk pertama Google yang berorientasi pada jejaring sosial. Sayangnya Google Wave hanya memiliki greget di awal namun kemudian lesu dan tidak diminati para pemilik akun email Google. Bahkan terkesan Google Wave hanya sekedar produk coba-coba (trial and error) Google sehingga cukup wajar jika masih kalah jauh dengan Facebook kepunyaan Mark Zuckerberg. Seperti halnya produk-produk Google yang lain, sebagai perkenalan awal produk Google+ ini hanya bisa diakses oleh orang-orang yang diundang saja.

Kemunculan Google+, meski masih dinikmati oleh kalangan terbatas, tentunya semakin menyemarakkan persaingan situs jejaring sosial. Facebook serta Twitter saat ini dapat dikatakan masih menjadi dua jejaring sosial yang paling banyak diminati oleh netizen. Akan tetapi bukan tidak mungkin Google+ akan menjadi pesaing baru bagi kedua jejaring sosial tersebut. Dari isi yang ditawarkan oleh Google+ terlihat cukup memberikan antusiasme yang besar di kalangan netizen. Circles, Hangout, Huddle, Instant Uploads, Sparks merupakan nama-nama isi yang dipakai Google+ untuk fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan oleh penggunanya. Kesemuanya didesain oleh Google+ tentunya untuk memberikan kepuasan bagi penggunya Google+. Circles, misalnya, merupakan isi Google+ yang didesain bagi pengguna untuk mengundang teman-temannya, seperti halnya konsep AddFriend dalam Facebook. Tentunya ada beberapa perbedaan antara konsep Circles milik Google+ dengan AddFriend-nya Facebook. Sementara Hangout didesain untuk memberikan fasilitas kepada pengguna yang suka chat. Sedangkan Huddle adalah fasilitas bagi pengguna Google+ untuk chat via mobile untuk grup. Google+ juga menyediakan layanan mengunggah file-file, baik foto maupun video, lewat Instan Uploads. Layanan lainnya adalah Sparks, yang merupakan fitur layanan unik dimana pengguna dimungkinkan untuk membuat topik-topik yang menurutnya menarik, dengan data-data topik yang juga disediakan secara melimpah oleh Google. Bisa jadi Google+ ini lebih “cerdas” ataupun “intelek” dibanding jejaring sosial yang lain.
Munculnya Google+ semakin memberikan peluang bagi para pelaku usaha untuk menjadikannya sebagai media baru pemasaran. Sudah jamak diketahui bahwa para pelaku usaha telah banyak menggunakan media internet sebagai media pemasaran produk-produk mereka. Media sosial merupakan salah satu derivasi teknologi internet yang telah banyak digunakan untuk memasarkan berbagai produk. Semakin banyaknya masyarakat konsumen yang menggunakan media sosial sebagai media berinteraksi dan berkomunikasi tentu menjadi pendorong produsen untuk menggunakan media sosial sebagai media pemasaran baru. Penggunaan media sosial sebagai media pemasaran memberikan metode baru bagi produsen dalam memasarkan produk melalui media lini atas (above line). Lewat media sosial produsen dapat membangun komunikasi pemasaran dua arah (dialog) dengan konsumen. Metode komunikasi pemasaran yang dua arah ini tentu memerlukan kepiawaian produsen dalam menangani feedback dari konsumen. Produsen harus mampu dan mau meladeni saran, kritik, atau bahkan pujian dari konsumen secara langsung. Hal tersebut berbeda dengan metode pemasaran satu arah yang selama ini banyak dipakai produsen dalam memasarkan produk-produknya. Dalam metode satu arah konsumen lebih banyak pasif karena mereka hanya disuguhi berbagai iklan atau promosi tanpa ada saluran untuk menyampaikan pendapat secara langsung kepada produsen. Dalam beberapa hal konsumen disuguhi iklan yang terlalu rumit sehingga hanya bisa menduga maksud dari iklan yang dimaksud. Tidak interaksi yang terbangun antara produsen dan konsumen dalam metode satu arah ini. 

Tidak ada komentar: