Converse Kalahkan Nike dan Adidas di Facebook

TEMPO Interaktif --Jika diadu dalam situs jejaring sosial, siapakah produsen sepatu dunia yang paling unggul? Laman Mashable punya jawabannya. Produsen sepatu Converse-lah yang dinilai paling berjaya sekaligus bertengger di posisi teratas popularitas merek sepatu dunia.
Setidaknya kemenangan itu terlihat dari jumlah penggemar produsen sepatu dalam facebook. Converse kini memiliki sekitar 15 juta pengemar. Bandingkan dengan Nike dan Adidas yang masing-masing mendapat penggemar hanya seperempat dan seperdelapan dari penggemar Converse.
Menurut Direktur Pemasaran Converse Geof Cottrill, perusahaannya tidak melakukan langkah khusus untuk mendongkrak popularitas merek dagang di jejaring sosial. "Kami lebih banyak mendengar ketimbang berbicara,"katanya dalam Mashable Kamis, 5 Mei 2011.
Artinya, Geof melanjutkan, pemasaran kini harus memanfaatkan jejaring sosial dengan baik. Salah satu kuncinya adalah menjaga komunikasi dua arah antara produsen dan konsumen. "Kami bersikap apa adanya,"kata mantan Wakil Direktur di Global Entertainment Starbucks ini.
Converse adalah merek dagang perusahaan sepatu asal Amerika yang pertama kali memulai produksinya pada 1908. Kini Converse tercatat sebagai salah satu ikon merek dagang paling legendaris di dunia.

RUDY

Urgensi SNI bagi Pengembangan UMKM

Setelah mewajibkan 68 produk untuk memenuhi Standar Nasional Industri (SNI), kali ini Kementerian Perindustrian berencana menerapkan terhadap 21 produk pada tahun 2011 hingga 2012. Salah satu harapan Kementerian Perindustrian dengan adanya penerapan SNI pada 21 produk tersebut adalah konsumen tidak lagi dirugikan oleh produk-produk yang tidak layak digunakan karena dianggap belum memenuhi SNI. Sayangnya, rencana tersebut ditolak oleh beberapa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi produk-produk yang termasuk dalam kategori 21 produk wajib SNI. Beragam alasan diungkapkan oleh pelaku UMKM terkait dengan penolakan mereka atas rencana Kementerian Perindustrian untuk mewajibkan 21 produk memenuhi SNI. Beberapa alasan utama yang dikemukakan oleh pelaku UMKM terhadap penerapan SNI pada dasarnya tidak jauh dari permasalahan utama yang selama ini menjerat sektor UMKM. Persoalan permodalan, inovasi, maupun birokrasi merupakan beberapa alasan yang menjadi dasar penolakan pelaku UMKM untuk menerapkan SNI pada produk-produk mereka.

UMKM, Internet, dan Media Pemasaran

http://sovira12.files.wordpress.com
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selalu digadang-gadang sebagai usaha yang mampu menopang tumbuhnya perekonomian wilayah. Hal tersebut tidak lepas dari karakteristik UMKM sendiri yang tidak terlalu memerlukan modal besar serta ketrampilan yang memadai sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja. Karakteristik tersebut menjadikan UMKM berpotensi menggerakkan berbagai jenis kegiatan ekonomi dalam skala luas karena setiap individu atau kelompok memiliki potensi mampu melakukannya.
Namun pada kenyataannya untuk bisa menjalankan sebuah UMKM tidak sesederhana yang dibayangkan. Ada beberapa rintangan yang kemudian menjadi “bahaya laten” bagi banyak pelaku UMKM. Salah satu “bahaya laten”  yang selama ini seolah tidak pernah terpecahkan adalah persoalan pemasaran. Pelaku UMKM tidak sedikit yang selalu saja kesulitan jika terbentur dengan pemasaran. Peran pemerintah dalam memediasi persoalan pemasaran, baik melalui pameran dagang maupun kunjungan dagang ke berbagai negara, tetap saja belum memberikan solusi yang tepat. Di pihak lain, lemahnya jaringan yang dimiliki oleh para pelaku UMKM juga semakin menjadikan persoalan pemasaran tidak terselesaikan.
Sejak ditemukannya internet sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi maka interaksi antar berbagai pihak juga semakin mudah. Internet telah mampu menjadikan dirinya sebagai media penghubung antar masyarakat tanpa harus bertemu langsung dengan tidak mengurangi nilai-nilai interaktif sebagaimana tatap muka langsung. Persebaran informasi pun tidak bisa dielakkan lagi. Persoalan geografis yang selama menjadi salah satu persoalan dalam persebaran informasi dan interaksi tidak lagi menjadi halangan berarti.

Enam Orang Jadi Miliarder Karena Facebook

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pada daftar miliarder terkaya di dunia versi Forbes, tidak kurang dari enam orang berhasil menjadi miliarder karena Facebook. Enam orang ini terdiri dari pembuat dan investor di balik situs jejaring sosial Facebook. Mereka masuk ke dalam daftar miliarder terkaya di dunia yang disusun oleh Forbes dan dipublikasikan pada Rabu (9/3).
Para peringkat tertinggi, Mark Zuckerberg, CEO dan presiden Facebook, berada pada peringkat 52 orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih senilai US $ 13,5 miliar. Angka ini meningkat dari tahun lalu yang “hanya” US $ 4 miliar.
Salah satu pendiri Facebook, Dustin Moskovitz, ialah teman sekamar Zuckerberg di Harvard. Dengan kekayaannya US $ 2,7 miliar, ia berada di peringkat 420, jauh di bawah Zuckerberg. Namun ia mengalahkan pendiri utama Facebook itu dengan menjadi miliarder termuda versi Forbes, karena ulang tahunnya lebih awal delapan hari daripada Zuckerberg. Mozkovitz lahir pada 22 May 1984 dan saat ini berusia 26 tahun.

Logo Baru Meriahkan 40 Tahun Kiprah Starbucks

Jakarta - Perjalanan panjang selama 4 dekade Starbucks sebagai coffee leader, kemarin ditandai dengan pergantian logo mereka serentak di 17.000 outlet Starbucks seluruh dunia. Pada ulang tahun kali ini juga Starbuck meluncurkan Starbucks Tribute Blend dan Barista in Batik.

Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-40 Starbucks di seluruh dunia peluncuran logo terbaru Starbucks dilakukan kemarin (8/3) bertempat di outlet Starbucks Grand Indonesia. Selain itu, moment istimewa tersebut juga dimeriahkan dengan peluncuran Cake Pops sebagai salah satu Starbucks petites, Starbucks Tribute Blend, Barista in Batik, serta serangkaian program CSR dan promo-promo Starbucks lainnya.

Warna hijau masih merupakan warna khas pada logo terbaru mereka berikut dengan logo putri duyung yang menjadi ciri khasnya. Perubahan tampak pada garis lingkar luar warna hitam bertuliskan "Starbucks Coffee" yang kini sepenuhnya dihilangkan. Logo baru ini tampak lebih mature, dinamis, dan global sehingga sangat pas mempresentasikan brand Starbucks secara global.